Postingan Terbaru

Batu Hitam yang Terluka

Gambar
Ilustrasi| Pexels.com/Kàssia Melo di pertigaan yang pernah kita jumpai  aku melihat kembali batu tulis itu  yang kini sudah berwarna hitam pekat  dan tulisan kita tak jelas lagi kini, tak ada lagi saksi kita di batu hitam yang penuh kenangan  di pertigaan tempat dulu kita berjanji  di depan tulisan yang dulu dicintai batu hitam itu benar-benar terluka  karena sudah terpecah setengah  antara lambang hati yang pernah kita ukir  di bawah tulisan cinta yang satu hati rasanya, kita menanamkan luka  yang amat dalam dan kini berbunga  bunga hitam yang penuh kegelapan  di antara jiwa-jiwa kita yang semakin berjauhan  aku merenung di depan ini,  menafsirkan semua luka di batu itu  ada getir, ya, ada getir yang terasa merasuk hingga masuk ke dalam hati yang sudah alfa  untukmu; untuk dirimu yang meninggalkan 2024

Mengintip Sejarah dan Wisata Fort Rotterdam di Makassar

Fort Rotterdam
Foto: Fort Rotterdam/celebes.co


S
alah satu
hal yang paling bagus dalam berwisata itu adalah bisa mengambil sebuah pengetahuan tentang sebuah tempat yang ada di dalamnya. Hal semacam itu pun harus bisa dipahami agar berwisata itu ada manfaatnya yang bisa dipetik. Memang, sudah banyak yang membuat ikon wisata edukasi ataupun lainnya. Namun, semua itu pun harus bisa didukung dengan sarana dan prasana yang memadai agar senantiasa bisa  menyedot perhatian para wisatawan.

Wisata pun akan semakin bervariasi jikalau di dalamnya menampilkan berbagai hal pengetahuan yang bisa dipetik. Oleh karena itu, hal semacam ini pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah agar senantiasa terus dan terus mengembangkan sektor pariwisata yang semacam ini.

Kemudian, mungkin banyak orang sudah mengetahui Benteng Rotterdam yang ada di Makassar. Mungkin, banyak orang juga yang pernah menginjakkan kakinya di sana. Nah, salah satu tempat itu pun menjadi sebuah contoh bahwa pariwisata itu bisa indah jikalau di dalamnya ada sejarah yang pernah tercipta.

Memang, tempat itu pun bisa dikatakan sebuah ikon Makassar yang harus senantiasa dijaga. Sampai bisa juga untuk menjadi salah satu tempat bersejarah yang patut dikunjungi oleh banyak orang. Nah, bagian semacam itu pun harus bisa dipahami bahwa sejarah itu jangan pernah dilupakan. Akan tetapi, dikenalkan, dijaga, dan salah satu contohnya seperti Benteng Rotterdam ini.


Sejarah terbangunnya Fort Rotterdam


Fort Rotterdam
Foto: Fort Rotterdam/celebes.co

Awalnya benteng ini adalah Benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa benteng ini pun dibangun ketika masa Kerajaan Gowa-Tallo. Bukan hanya itu saja! Namun, benteng ini pun dibangun oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung pada tahun 1545.



Benteng ini pun mempunyai keunikan bahwa bentuknya seperti penyu yang hendak merangkak ke lautan. Oleh karena itu, bentuk itu bisa menggambarkan filosofi Kerajaan Gowa-Tallo yang dapat hidup di darat maupun di lautan. Selain itu pun kalau melihat dari kontruksi bangunan bahwa awalnya benteng ini dibangun dengan berbahan dasar tanah liat. Namun, pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin, kontruksi benteng ini pun diganti dengan menggunakan batu padas yang bersumber di Pegunungan Karst, Maros.

Hal semacam itu pun bisa menjadi suatu perubahan bahwa yang dari awalnya hanya berbahan tanah liat. Namun dengan berjalannya waktu, benteng itu memakai batu untuk menjadikannya lebih kokoh.

Harus diketahui juga bahwa Benteng Rotterdam, awal berdirinya bukan bernama Benteng Rotterdam ataupun Fort Rotterdam. Namun, nama awal berdirinya adalah Benteng Ujung Pandang. Nah, hal semacam itu pun harus bisa diketahui bahwa sejarah yang sudah tercipta di dalam sini sangat besar. Bahkan, orang Gowa-Makassar sering menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa.

Kemudian, suatu peristiwa yang menyedihkan pun muncul ketika ada peperangan antara Belanda dengan Kerajaan Gowa. Oleh karena itu, Kerajaan Gowa pun harus takluk oleh Belanda karena pasukan Belanda pun dibantu oleh pasukan sewaan dari Maluku. Hal semacam itu pun menjadi sebuah peristiwa bersejarah yang sangat kelam. Sebab, dengan kalahnya Kerajaan Gowa maka banyak korban di mana-mana.

Memang, Belanda pun sudah mengincar dan menginginkan Benteng Ujung Pandang ini. Ya, mereka menginginkan tempat itu untuk memperkokoh mereka di Timur Indonesia. Kemudian, mereka pun bisa menggunakan tempat itu untuk menyimpan rempah-rempah dan yang lebih penting lagi agar armada VOC bisa mudah dan dapat berlabuh di sana.

Setelah peperangan itu maka Raja Gowa itu harus menandatangani "Perjanjian Bongaya” pada 18 November 1667 silam. Hal semacam itu pun menjadi salah satu momen yang paling dimanfaatkan oleh Belanda. Sebab, Belanda menuliskan salah satu pasalnya bahwa Kerajaan Gowa harus menyerahkan Benteng Ujung Pandang kepada Belanda.

Pada saat Belanda berhasil menduduki benteng ini maka Cornelis Speelman pun mengganti namanya menjadi Fort Rotterdam. Pergantian nama itu tak asal mengganti saja! Namun, Cornelis memberikan nama semacam itu karena ia ingat dengan kampung halamannya maka nama Fort Rotterdam pun ia pilih untuk benteng ini. Tak sampai situ saja! Cornelis pun memanfaatkan benteng ini untuk menyimpan rempah-rempah hasil penjarahannya. Kemudian, arsitektur bangunan pun ia tata ulang dan dirubah sesuai kebutuhannya.

Benteng ini pun hingga sekarang, masih tetap menggunakan nama Fort Rotterdam. Mungkin, karena sejarah yang panjang sehingga nama itu masih melekat dan dipakai hingga kini. Kemudian, Fort Rotterdam kini pun difungsikan menjadi salah satu objek wisata bersejarah yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan.


Wisata bersejarah di Fort Rotterdam


Wisata Sejarah di Fort Rotterdam
Foto: Wisata Sejarah di Fort Rotterdam/blog.tiket.com


Salah satu hal yang penting juga harus bisa diketahui bahwa tempat ini pun sudah menjadi objek wisata. Oleh karena itu, banyak para wisatawan juga yang berkunjung ke tempat ini. Memang, tempat ini pun cukup terawat bersih. Kemudian, sejarah yang tercipta di tempat ini pun cukup indah kalau diketahui.

Hal semacam ini pun menjadi salah satu keindahan yang ada di tempat ini. Bahkan, banyak juga yang bisa dilihat-lihat atau sekadar jalan sambil melihat bangunan yang bergaya portugis ini. Bukan hanya itu saja! Namun, para wisatawan pun dapat berkunjung juga ke Museum La Galigo yang berisi tentang sejarah Makassar. Jadi, tempat ini begitu indah jika ingin mengenal lebih dalam tentang Makassar maka sangat disarankan untuk berkunjung ke museum ini.



Tak bisa dielakkan lagi bahwa di dalam museum itu banyak menyimpan koleksi referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar. Kemudian, tak hanya itu saja! Namun, di dalam sana pun bisa menjadi sumber pengetahuan yang bisa didapatkan dalam wisata ini.

Masih ada lagi yang cukup menarik untuk dikunjungi di tempat ini, yaitu bekas penjara Pangeran Diponegoro. Ya, ruangan yang tempatnya sempit itu adalah tempat Pangeran Diponegoro ditahan setelah berhasil ditangkap Belanda di Jawa. Nah, hal semacam itu pun menjadi suatu sejarah juga yang bisa didapatkan di tempat ini.

Kemudian, salah satu hal yang patut diketahui juga adalah alamatnya bahwa benteng ini terletak di Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Cara untuk menuju benteng yang cukup terkenal ini pun bisa dikatakan mudah. Ya, bisa dengan menggunakan Taxi, angkutan umum, ataupun kendaraan pribadi lainnya. Jadi, hal semacam itu pun tak perlu dirisaukan kalau mau berkunjung ke benteng ini. Sebab, masalah transportasi ke benteng ini pun sudah bisa dikatakan mudah dan terjangkau juga oleh semua kalangan.[]

Komentar

Tulisan Favorit Pembaca

5 Cakupan Tindak KDRT dan Akibat yang Bisa Terjadi, Pasutri Wajib Tahu!

Salar de Uyuni, Cermin Raksasa yang Ada di Bolivia

Lelaki yang Patah Hati

Di Balik Jendela Kaca

SEMBUH ITU KEINGINAN